hijaukan bantaeng

hijaukan bantaeng
format spanduk dan baliho untuk penghijauan

Kamis, 15 September 2011

LED Dalam Menggagas PERDES Indiquines Knowledge

Berbicara soal lingkungan hidup tentunya tidak terlepas dari peranan berbagai pihak, terutama masyarakat. Di era Globalisasi ini perhatian terhadapa ekosistem dan pola hidup manusia yang sudah semakin modern akan berdampak sangat signifikan terhadap pola dan perilaku kita pada lingkungan tatanan ekosistem yang semakin buruk. menyikapi pentingnya lingkungan yang sehat semestinya pemerintah tidak hanya fokus pada bagaimana menanam pohon untuk penghijauan, tetapi bagaimana mempertahankan perilaku yang sadar akan pentingnya stabilitas ekosistem mulai dari fungsi pohon sampai pada fungsi hutan secara global. Selama ini pemerintah sudah banyak menghabiskan anggaran untuk reboisasi dan banyak lagi program lainnya, toh ternyata perubahan yang dirasakan tidak balance dengan biaya yang dikeluarkan. satu contoh yang banyak menuai kontroversial adalah PROGRAM HUTAN DESA yang terletak di DESA LABBO Kab. Bantaeng Kenapa ini menjadi topik yang hangat untuk di shrae dengan berbagai kalangan karna sampai hari Hutan Desa tidak jelas bagaimana proses pengelolaannya, seperti yang disampaikan oleh beberpa warga masyarakat Desa bahwa setiap orang di berikan hak pengelolaan dengan pembagian lahan yang dipetak-petakkan oleh BUMDES dalam hal sebagai pengelola di tingkat Desa. sementara masyarakat belum terlalu memahami akan konsep pengelolaan seperti yang akan dilakukan, karna mayoritas warga desa adalah petani yang mengelola tanaman jangka panjang.
Sebagai solusi yang seharusnya dilakukan adalah bagaimana sosialisasi aktif terhadap warga yang mendapatkan lahan untuk dikelola secara khusus dan secara umum warga desa Labbo sepatutnya mengetahui akan fungsi hutan dan bagaimana bentuk pengelolaan yang akan dilakukan.

Kembali pada judul, menggagas PERDES INDIQUENES KNOWLEDGE yang sementara di gagas oleh teman-teman penggiat program yang tergabung dalam Lembaga Ekonomi Desa (LED) Lolo Gading Layoa di 8 Desa di Kab. Bantaeng, yang menjadi issu sentra dalam program ini adalah pola perilaku sadar hijau, atau bagaimana menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjaga lingkungannya. Dalam proses perubahan perilaku apalagi ditingkat komunitas yaitu DESA tentunya langkah awal yang dilakukan adalah melakukan assestment dan penggalian potensi serta pengenalan tradisi dan kebudayaan lokal sebagai salah satu pointer utama agar kita bisa diterima di komunitas tersebut. Salah satu contoh kearifan lokal yang ada disetiap Desa adalah setiap seorang ibu yang melahirkan biasanya biasanya sang ayah menanam ari-ari anaknya dengan kayu-kayuan, nah dengan adanya kebiasaan-kebiasaan tersebut itu merupakan langkah awal dalam menggagas peraturan desa terkait kearifan lokal, yaitu dengan cara semua pemangku jabatan ditingkat Desa dilatih terlebih dahulu bagaimana membuat perdes sehingga nantinya dalam mensosialisasikan perdes tersebut tidak lagi terlalu banyak kendala yang dihadapi. Tentunya ada yang bertanya-tanya bagaimana kita menkombain ide kita dengan kearifan lokal., sangat sederhana sekali yaitu keluarga yang sudah melahirkan tersebut pastinya akan mengambil permohonan akta kelahiran ataupu KK. Dan untuk mendapatkan AKTA ataupun KK salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah harus menanam Pohon terlebih dahulu, yang direkomendasikan oleh Kader Pemerhati Lingkungan (KPL) sebagai Kader yang terlatih ditingkat desa sebanyak 2 orang yang nantinya sekaligus menjadi Duta Lingkungan dan Fasilitator tingkat Desa. Bagaimana kalau orang tersebut tidak memiliki lahan atau di mana mereka harus ambil bibit. tentunya di Desa juga akan di sediakan bibit yang dikelola oleh kelompok yang sudah diajak kerjasama, seperti KBR yang menyediakan bibit yang didapatkan dari Dinas terkait yaitu Kehutana dan Bappedalda. bagi warga yang tidak memiliki lahan maka di setiap desa di upayakan ada lahan khusus untuk ditanami dan Desa yang memiliki HUTAN DESA maka ditanam di hutan Desa tersebut.

satu kata untuk kita generasi saat ini adalah, apa yang kita lakukan hari akan menentukan pijakan langkah hari esok untuk anak cucu kita.